Selasa, 22 Desember 2015

KEPEMIMPINAN

PENGERTIAN

Kepemimpinan berasal dari kata pemimpin. Istilah pemimpin digunakan dalam konteks hasil penggunaan peran seseorang berkaitan dengan kemampuannya mempengaruhi orang lain dengan berbagai cara. Dalam bahasa Indonesia "pemimpin" sering disebut penghulu, pemuka, pelpor, pembina, panutan, pembimbing, pengurus, penggerak, ketua, kepala, penuntun, raja, tuatua, dan sebagainya. Pemimpin adalah suatu lakon/peran dalam sistem tertentu; karenanya seseorang dalam peran formal belum tentu memiliki ketrampilan kepemimpinan dan belum tentu mampu memimpin.

Kepemimpinan adalah kemampuan individu untuk mempengaruhi, memotivasi dan membuat orang lain mampu memberikan kontribusinya demi efektivitas dan keberhasilan organisasi ( House et.al,.1999 ; 184 ). 

Menurut Kartono (2006:10), kepemimpinan merupakan kekuatan aspirasional, kekuatan semangat, dan kekuatan moral yang kreatif, yang mampu mempengaruhi para anggota untuk mengubah sikap, sehingga mereka menjadi conform dengan keinginan pemimpin. Kepemimpinan merupakan proses mempengaruhi dalam menentukan organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan, mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan budayanya (Rivai, 2005:2).

Dengan kemampuan seorang pemimpin untuk dapat mempengaruhi suatu kelompok kearah tercapainya tujuan (Robbins, 2008 ; 163). Kepemimpinan memegang peranan yang sangat penting dalam manajemen dan merupakan inti dari manajemen. Seperti yang dikatakan oleh Dimock dan Koening “ Leadership is the key of management/administration “ (Handayaningrat, 1990 : 61).

Definisi kepemimpinan menurut Hersey dan Blanchard (1990 : 99) adalah sebagai berikut : “ Leadership is an influence process working with and through others to accomplish the goal of an organization “.

Sedangkan definisi kepemimpinan menurut Dubrin (2005 : 3) adalah sebagai berikut : “Kepemimpinan adalah upaya mempengaruhi banyak orang melalui komunikasi untuk mencapai tujuan, cara mempengaruhi orang, dengan petunjuk atau perintah, tindakan yang menyebabkan orang lain bertindak dan merespons dan menimbulkan perubahan positif, kekuatan dinamis penting yang memotivasi dan mengkoordinasikan organisasi dalam rangka mencapai tujuan, kemampuan untuk menciptakan rasa percaya diri dan dukungan diantara bawahan agar tujuan organisasional dapat tercapai ”.

GAYA KEPEMIMPINAN

Seorang pemimpin perlu memikirkan gaya kepemimpinan yang paling tepat yaitu yang dapat memaksimumkan kinerja dan mudah dalam menyesuaikan dengan segala situasi dalam organisasi ( Mulyadi dan Rivai, 2009 ). 

Definisi gaya kepemimpinan menurut Ranupandoyo dan Husnan (2002:224) adalah sebagai berikut :
“ Gaya kepemimpinan adalah suatu tingkah laku yang dirancang untuk mengintegrasikan tujuan organisasi dengan tujuan individu untuk mencapai suatu tujuan tertentu ”.

Definisi lain menurut Dubrin ( 2005 : 112 ) adalah “ Gaya Kepemimpinan adalah suatu perilaku yang dilakukan secara konsisten untuk menunjukkan ciri seorang pemimpin yang berorientasi pada tugas dan orientasi pada hubungan “.

Menurut Thoha (2003), gaya kepemimpinan merupakan norma perilaku yang digunakan seseorang pada saat orang tersebut mencoba mempengaruhi orang lain seperti yang ia lihat. Menurut Winardi (2000:78), gaya kepemimpinan adalah suatu pendekatan yang digunakan untuk memahami suksesnya kepemimpinan dalam hubungan mana kita memusatkan perhatian pada apa yang dilakukan oleh pemimpin tersebut. 

Menurut Rivai (2002:122) ada tiga macam gaya kepemimpinan yang mempengaruhi bawahan agar sasaran organisasi tercapai, yaitu :

1. Gaya Kepemimpinan Otoriter 
Kepemimpinan otoriter disebut juga kepemimpinan direktif atau diktator.
Pemimpin memberikan instruksi kepada bawahan, menjelaskan apa yang harus dikerjakan, selanjutnya karyawan menjalankan tugasnya sesuai dengan yang diperintahkan oleh atasan. Gaya kepemimpinan ini menggunakan metode pendekatan kekuasaan dalam mencapai keputusan dan pengembangan strukturnya, sehingga kekuasaanlah yang paling diuntungkan dalam organisasi.
2. Gaya Kepemimpinan Demokratis
Gaya kepemimpinan ini ditandai oleh adanya suatu struktur yang pengembangannya menggunakan pendekatan pengambilan keputusan yang kooperatif. Dalam gaya kepemimpinan ini, ada kerjasama antara atasan dengan bawahan. Dibawah kepemimpinan demokratis bawahan cenderung bermoral tinggi, dapat bekerja sama, mengutamakan mutu kerja dan dapat mengarahkan diri sendiri.
3. Gaya Kepemimpinan Bebas
Gaya kepemimpinan ini memberikan kekuasaan penuh pada bawahan, struktur organisasi bersifat longgar, pemimpin bersifat pasif. Peran utama pimpinan adalah menyediakan materi pendukung dan berpartisipasi jika diminta bawahan.

Fungsi Dan Tipe Kepemimpinan 

Kepemimpinan akan berlangsung efektif apabila mampu memenuhi fungsinya, meskipun pada kenyataannya tidak semua tipe kepemimpinan memberikan peluang yang sama untuk mewujudkannya. Setiap pemimpin harus mampu menganalisa situasi kelompok atau organisasinya yang dapat dimanfaatkan dalam mewujudkan fungsi kepemimpinan dengan kerjasama dan bantuan orang-orang yang dipimpinnya.

Fungsi kepemimpinan menurut Hill dan Caroll (1997) yaitu memiliki dua dimensi diantaranya sebagai berikut : 
a. Dimensi tingkat kemampuan mengarahkan (direction) tindakan atau aktivitas pemimpin, yang terlihat pada tanggapan orang-orang yang dipimpinnya.

b. Dimensi tingkat dukungan (support) atau keterlibatan orang-orang yang dipimpin dalam melaksanakan tugas kelompok atau organisasi, yang dijabarkan melalui keputusan dan kebijakan pemimpin

Berdasarkan kedua dimensi tersebut secara operasional dapat dibedakan lima fungsi pokok kepemimpinan, yaitu : 
1. Fungsi Instruktif Pemimpin berfungsi sebagai komunikator yang menentukan perintah agar keputusan dapat diwujudkan secara efektif.
2. Fungsi Konsultatif Pemimpin dapat menggunakan fungsi komunikasi dua arah.
3. Fungsi Partisipasi Pemimpin berusaha mengaktifkan orang-orang dalam pengambilan keputusan maupun dalam pelaksanaannya.
4. Fungsi Delegasi Pemimpin memberikan wewenang untuk membuat keputusan

5. Fungsi Pengendalian Kepemimpinan yang efektif harus mampu mengatur aktifitas anggotanya secara terarah dan terkoordinasi sehingga memungkinkan tercapainya tujuan bersama secara maksimal.

Sifat-sifat Kepemimpinan 
Menurut Ordway Tead yang dikutip oleh Buchari Alma (2003:132) mengemukakan sepuluh sifat kepemimpinan sebagai berikut : 
1. Energi Jasmaniah dan Mental 
Yaitu seorang pemimpin memiliki daya tahan keuletan, kekuatan yang luar biasa seperti tidak akan habis.
2. Kesadaran Akan Tujuan dan Arah 
Pimpinan memiliki keyakinan teguh akan kebenaran dan kegunaan dalam mencapai tujuan terarah.

3. Antusiasme 
Pimpinan yakin bahwa tujuan yang hendak dicapai akan memberikan harapan sukses dan membangkitkan semangat optimisme . 
4. Keramahan dan Kecintaan
Sifat ramah dapat mempengaruhi orang lain dalam menimbulkan kesediaan berkorban untuk mencapai kesuksesan perusahaan.
5. Integritas 
Seorang pemimpin mempunyai perasaan sejiwa, senasib, dan sepenanggungan dengan karyawannya dalam menjalankan perusahaan.
6. Penguasaan 
Teknis Seorang pemimpin mempunyai wibawa terhadap bawahan maka ia harus menguasai suatu pengetahuan atau pengetahuan teknis.
7. Ketegasan Dalam Mengambil Keputusan 
Pimpinan harus tegas dalam mengambil keputusan sehingga dia dapat meyakinkan bawahan dan mendukung kebijakannya.
8. Kecerdasan 
Seorang pemimpin harus mampu melihat/memahami sebab akibat suatu gejala, menemukan jalan keluar dengan cara yang efektif.
9. Keterampilan 
Mengajar Seorang pemimpin adalah guru yang mendidik, mengarahkan dan memotivasi karyawannya untuk berbuat sesuatu yang menguntungkan.

10. Kepercayaan 
Jika seorang disenangi oleh bawahan, maka akan muncul kepercayaan dari bawahan terhadap pemimpin

Syarat-syarat Kepemimpinan 
Syarat-syarat kepemimpinan secara garis besar idealnya memiliki 3 (tiga) kategori umum sebagai berikut : 
1. Kemampuan menganalisa dan menarik kesimpulan yang tepat. 
2. Kemampuan untuk menyusun organisasi, menyeleksi dan menempatkan orang-orang yang tepat.

3. Kemampuan membuat organisasi untuk menuju tujuan, cita-cita agar tujuan dan putusan-putusan itu dapat diterima dengan baik

Teori Gaya Kepemimpinan 

Menurut Dubrin ( 2005 : 113 ) teori gaya kepemimpinan terdiri dari tiga teori yakni : 

1. Partisipative Leadership 
Ciri gaya ini yakni seorang pemimpin dalam membuat suatu keputusan selalu mengikutkan para bawahannya. Pemimpin menerima seluruh masukan dari bawahan. Gaya ini terdiri dari:
a. Consultative Leadership 
Cirinya yaitu selalu mengkonsultasikan terlebih dahulu rencana keputusan yang telah dibuat kepada para bawahannya.
b. Consensus Leadership 
Cirinya yaitu selalu berdiskusi dengan bawahan yang berkompeten sehingga keputusan tersebut didukung penuh oleh seluruh bawahannya.
c. Democratic Leadership 
Cirinya yaitu selalu menyerahkan kepada bawahan,mengumpulkan semua opini dan menghitung suara untuk mengambil keputusannya.

2. Autocratic Leadership 
Cirinya yaitu selalu memutuskan sendiri dan para bawahan hanya sebagai pelaksana karena didasari pada orientasi tugas saja.
3. Enterpreneurial Leadership 
Cirinya yaitu dalam membuat keputusan selalu berkaitan dengan usaha baik dalam menemukan dan melaksanakan usaha yang baru.

Menurut Heidjrachman dan Saud Husnan (2002:225), teori mengenai kepemimpinan terdiri atas tiga teori sebagai berikut :

1. Otokratis 
Pengambilan keputusan sendiri dan para bawahan hanya sebagai pelaksana. Menggunakan pendekatan formal berdasarkan kedudukan dan status dan berorientasi pada kekuasaan.
2. Demokratik 
Mengikutsertakan bawahan dalam pengambilan keputusan. Menggunakan pendekatan formal dan informal. Orientasi pada tugas dan hubungan yang bersifat relasional.
3. Delegative 
Pemimpin hanya simbol dan penasehat. Memberikan kebebasan penuh pada bawahan dalam mengambil keputusan.

Robert J.House (House,1971 ; House dan Mitchell,1974) mengembangkan model kepemimpinan yang disebut Model Jalur Tujuan ( Path-Goal Model ) yang berusaha meramalkan efektivitas kepemimpinan dalam berbagai situasi karena memfokuskan pada bagaimana pemimpin mempengaruhi persepsi pengikutnya pada tujuan kerja, tujuan pengembangan diri dan jalan untuk mencapai tujuan.

Perilaku pemimpin menurut House dan Mitchell ( 1974 ) didefinisikan sebagai berikut : 
1. Kepemimpinan Suportif ( Suportive Leadership ) yakni memberikan perhatian terhadap kebutuhan bawahan yang memperlihatkan perhatian akan kesejahteraan mereka dan menciptakan iklim yang bersahabat dalam lingkungan kerja.
2. Kepemimpinan Instrumen ( Instrumental Leadership ) yakni membiarkan bawahan mengetahui apa yang diharapkan untuk mereka lakukan, memberikan bimbingan, meminta bawahan untuk mengetahui peraturan dan prosedur serta pembuatan jadwal dan mengkoordinasikan pekerjaan.
3. Kepemimpinan Partisipatif ( Partisipative Leadership ) yakni selalu berkonsultasi dengan bawahan untuk mengambil suatu keputusan dengan mempertimbangkan opini dan usulan mereka.

Menurut teori ini, pengaruh dari perilaku pemimpin pada kepuasan dan upaya bawahan bergantung pada aspek situasi, karakteristik tugas dan bawahan yang dapat menentukan potensi untuk meningkatkan motivasi bawahan dan cara pemimpin dalam bertindak untuk meningkatkan motivasi para bawahan serta pilihan bawahan akan sebuah pola perilaku pemimpinn yang mempengaruhi dampak dari pemimpin terhadap kepuasan bawah

1 komentar: