Jumat, 18 Desember 2015

IKLIM SEKOLAH

PENGERTIAN 


Sarana dan prasarana sekolah, kepemimpinan kepala sekolah, lingkungan pembelajaran di kelas dan sekolah mempunyai pengaruh yang besar dalam mewujudkan sekolah yang efektif. Berhubungan dengan hal tersebut Cohen et all (dalam Pinkus, 2009:14), menyatakan:
“school climate as the quality and character of school life based on patterns of students', parents' and school personnel's experience of school life and reflects norms, goals, values, interpersonal relationships, teaching and learning practices, and organizational structures” (iklim sekolah merupakan kualitas dan karakter dari kehidupan sekolah, berdasarkan pola perilaku siswa, orang tua dan pengalaman personil sekolah tentang kehidupan sekolah yang mencerminkan norma-norma, tujuan, nilai, hubungan interpersonal, praktek belajar dan mengajar, serta struktur organisasi). 

Iklim sekolah ini juga dapat diartikan sebagai suatu suasana atau kualitas dari sekolah untuk membantu individu masing-masing merasa berharga secara pribadi, bermartabat dan penting secara serentak dapat membantu terciptanya suatu perasaan memiliki terhadap segala sesuatu di sekitar lingkungan sekolah (Freiberg, 2005).

Pendapat yang sama tentang iklim sekolah dikemukakan oleh Litwin dan Stringer (dalam Gunbayi, 2007:1) yang menjelaskan iklim sekolah sebagai “a set of measurable properties of the work environment, perceived directly or indirectly by people who live and work in this environment and assumed to influence their motivation and behaviour”. Pendapat tersebut menyatakan bahwa iklim kerja sekolah merupakan kondisi lingkungan kerja yang dirasakan langsung maupun tidak langsung oleh orang-orang yang tinggal dan bekerja di lingkungan tersebut dan diasumsikan dapat berpengaruh terhadap perilaku dan motivasi mereka.

Marshall (2002:2) mengemukakan bahwa: “(a) school climate can affect many areas and people within schools. For example, a positive school climate has been associated with fewer behavioral and emotional problems for students, (b) school climate in highrisk urban environments indicates that a positive, supportive, and culturally conscious school climate can significantly shape the degree of academic success experienced by urban students, (c) school climate research suggests that positive interpersonal relationships and optimal learning opportunities for students in all demographic environments can increase achievement levels and reduce maladaptive behavior. (d) found that a positive school climate is associated with increased job satisfaction for school personnel. (e) research has shown that providing a positive and supportive school climate for students is important for a smooth and easy transition to a new school . (f) school climate, including trust, respect, mutual obligation, and concern for other’s welfare can have powerful effects on educators’ and learners’ interpersonal relationships as well as learners’ academic achievement and overall school progress”.

Pernyataan tersebut dapat diartikan: (a) iklim sekolah dapat mempengaruhi banyak daerah dan orang-orang dalam sekolah. Misalnya, iklim sekolah yang positif telah dikaitkan dengan sedikit masalah perilaku dan emosional bagi siswa, (b) sekolah iklim di lingkungan perkotaan berisiko tinggi menunjukkan bahwa iklim sekolah yang positif, mendukung, dan budaya sadar secara signifikan dapat membentuk tingkat keberhasilan akademis yang dialami oleh siswa perkotaan, (c) iklim sekolah penelitian menunjukkan bahwa hubungan interpersonal yang positif dan kesempatan belajar yang optimal bagi siswa di semua lingkungan demografi dapat meningkatkan tingkat prestasi dan mengurangi perilaku maladaptif. (d) menemukan bahwa iklim sekolah yang positif berhubungan dengan kepuasan kerja meningkat untuk personil sekolah. (e) penelitian telah menunjukkan bahwa memberikan iklim sekolah yang positif dan mendukung bagi siswa adalah penting untuk transisi dan mudah ke sekolah baru. (f) iklim sekolah, termasuk menghargai kepercayaan, kewajiban bersama, dan perhatian untuk kesejahteraan lain dapat memiliki efek kuat terhadap pendidik dan peserta didik 'hubungan interpersonal serta prestasi akademik peserta didik dan kemajuan sekolah secara keseluruhan.

Menurut Gilmer (dalam Hoy dan Miskel, 1991: 221) pengertian iklim organisasi adalah : “organizational climate as those characteristics that distinguish the organization from other organizations and that influence the behavior of peopels in the organizations” (yang dapat diartikan bahwa: iklim organisasi merupakan karakteristik yang membedakan satu organisasi dengan organisasi lainnya dan mempengaruhi orang-orang dalam organisasi tersebut”.

Berkaitan dengan konteks sekolah, Hoy dan Miskel (1991: 221), menyatakan “school climate is a relatively enduring quality of the school environment that is experienced by participants, affects their behavior, and is based on their collective perceptions of behavior in schools” (iklim sekolah sebagai kualitas dari lingkungan sekolah yang terus menerus dialami oleh guru-guru, mempengaruhi tingkah laku mereka dan berdasar pada persepsi kolektif tingkah laku mereka).

Merujuk pada beberapa pendapat tentang iklim sekolah yang telah di kemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa iklim kerja sekolah adalah suasana di lingkungan sekolah yang dapat mempengaruhi aktivitas kerja di sekolah.
Kassabri M.K, Benbenishty R, Astor R.A, (2005) juga membagi aspek iklim sekolah atas tiga aspek: 
  1. School policy against violence that include clear, consist and fair rules Kejelasan peraturan sekolah terhadap perilaku kekerasan, kejelasan ini terjadi secara konsisten dan peraturan yang adil. Meliputi  pertimbangan para siswa mengenai kebijakan sekolah atau prosedur yang mengarah pada pengurangan kekerasan.
  2. Teacher support of students Dukungan yang diberikan guru terhadap siswa meliputi hubungan guru dan siswa yang dapat mendukung siswa.
  3. Students participation in decision making and in the design of interventions to prevent school violence. Sejauh mana keterlibatan siswa dalam pembuatan keputusan dan rancangan intervensi untuk pencegahan kekerasan di sekolah. Hal ini dapat dilihat dengan mengukur perasaan responden bagaimana peran siswa dalam melihat isu kekerasan di sekolah


Jenis Iklim Kerja Sekolah

Iklim kerja di sekolah yang satu tidak sama dengan sekolah yang lain. Banyak faktor yang menjadi penyebab terjadinya perbedaan iklim kerja di sekolah, semuanya itu biasa disebut dengan kepribadian atau iklim sekolah. 

Berkenaan dengan perbedaan iklim di setiap sekolah, Wahab (2006:17) membagi iklim kerja di sekolah ke dalam 4 (empat) jenis, antara lain: (a) iklim kerja terbuka, (b) iklim kerja  mengikat, (c) iklim kerja tidak mengikat, dan (d) iklim kerja tertutup. Iklim organisasi terbuka ditandai oleh seorang pemimpin dan bawahannya bersikap jujur dan saling menghargai satu sama lainnya.

Senada dengan pendapat tersebut di atas Hoy dan Miskel (1991:225) menyatakan bahwa: “The model of the open climate is portrayed as an energetic, lively organization which is moving toward its goals while, simultaneously, providing satisfaction for the group members social needs. Leadership acts emerge from both the teachers and the principal. Neither task achievement, but in both instances satisfaction seems to be obtained easily and almost effortlessly”.

Berdasarkan pendapat tersebut dapat dikatakan bahwa pada iklim kerja terbuka, semangat kerja karyawan sangat tinggi, dorongan pimpinan untuk memotivasi karyawannya agar berprestasi sangat besar, sehingga kepuasan kerja dapat dicapai dengan mudah. Iklim kerja mengikat ditandai oleh adanya anggota organisasi yang profesional sedangkan top manajer kurang profesional. Iklim kerja tidak mengikat, bercirikan manajer sangat agresif dan profesional, sementrara anggota organisasi kurang profesional. Iklim kerja tertutup ditandai oleh adanya pimpinan yang tidak mendukung aktivitas organisasi, bahkan justru menghambat aktivitas organisasi. Hoy dan Miskel (1991: 226) menyebutkan:
“The prototype of the closed climate is the school which is characterized by a high degree of apathy among the teachers and principal. Morale is low. Little satisfaction is obtained with respect to either task achievement or social needs. The behavior of teachers and the principal is primarily "inauthentic," and the organization is stagnant”.

Ungkapan tersebut di atas menggambarkan bahwa pada iklim kerja yang tertutup, semangat kerja karyawan sangat rendah, dorongan pimpinan untuk memotivasi karyawannya berprestasi sangat rendah, sehingga kepuasan kerja juga sangat sulit untuk didapatkan.

Berdasar jenis-jenis iklim kerja yang telah dijelaskan di atas dapat diketahui bahwa jenis iklim kerja yang terbuka akan menumbuhkan kepercayaan antara pimpinan dengan anggota organisasi, sehingga memungkinkan untuk menumbuhkan motivasi kerja yang lebih baik bagi seluruh anggota organisasi di sekolah.

Dimensi Pengukuran Iklim Kerja Sekolah

Banyak faktor yang dapat mempengaruhi suasana kerja di sekolah. Untuk mengetahui kondisi iklim kerja disekolah dapat diukur dengan menggunakan berbagai macam dimensi. Cohen, et all (dalam Pinkus, 2009:14), menjabarkan pengukuran iklim sekolah ke dalam empat dimensi, yaitu: (a) safety, (b) teaching and learning, (c) interpersonal relationships, dan (d) institutional environment. Dimensi safety terdiri atas (a) rules and norms, meliputi adanya aturan yang dikomunikasikan dengan jelas dan dilaksanakan secara konsisten, ( b) physical safety meliputi perasaan siswa dan orang tua yang merasa aman dari kerugian fisik di sekolah, dan (c) social and emotional security meliputi perasaan siswa yang merasa aman dari cemoohan, sindiran, dan pengecualian.

Dimensi teaching and learning terdiri atas: (a) support for learning, menunjukkan adanya dukungan terhadap praktek-praktek pengajaran, seperti tanggapan yang positif dan konstruktif, dorongan untuk mengambil risiko, tantangan akademik, perhatian individual, dan kesempatan untuk menunjukkan pengetahuan dan keterampilan dalam berbagai cara, dan (b) social and civic learning, menunjukkan adanya dukungan untuk  pengembangan pengetahuan dan keterampilan sosial, termasuk mendengarkan secara efektif, pemecahan masalah, refleksi dan tanggung jawab, serta pembuatan keputusan yang etis.

Dimensi interpersonal relationships ketiga terdiri atas: (a) respect for diversity, menunjukkan adanya sikap saling menghargai terhadap perbedaan individu pada semua tingkatan, yaitu antara siswa dengan siswa, orang tua dengan siswa, dan orang tua dengan orang tua, (b) social support adults, menunjukkan adanya kerjasama dan hubungan yang saling mempercayai antara orang tua dengan orang tua untuk mendukung siswa dalam kaitannya dengan harapan tinggi untuk sukses, keinginan untuk mendengar, dan kepedulian pribadi, dan (c) social support students menunjukkan adanya jaringan hubungan untuk mendukung kegiatan akademik dan pribadi siswa. 

Dimensi institutional environment, terdiri atas (a) school connectedness/ engagement, meliputi ikatan positif dengan sekolah, rasa memiliki, dan norma-norma umum untuk berpartisipasi dalam kehidupan sekolah bagi siswa dan keluarga, dan (b) physical surroundings, meliputi kebersihan, ketertiban, dan daya tarik fasilitas dan sumber daya dan material yang memadai.

Berdasarkan pendapat Litwin dan Stringer seperti yang dikutip oleh Linda Holbeche (2005:101) mengklasifikasikan dimensi iklim kerja sekolah sebagai berikut :
a. Tanggung jawab, karyawan diberi kebebasan untuk melaksanakan tugas dan menyelesaikannya, diberi motivasi yang lebih untuk melaksanakan tugas tanpa harus selalu mencari persetujuan manajer, diberi keberanian menanngung resiko dari pekerjaan tanpa rasa takut dimarahi. 
b. Fleksibilitas, karyawan diberi kebebasan untuk lebih inovatif
c. Standar, diperlukan untuk mencapai hasil yang memuaskan ditandai dengan adanya dorongan untuk maju
d. Komitmen tim, orang akan memberikan apa yang terbaik yang mereka bisa lakukan jika mereka memiliki komitmen terhadap organisasi..
e. Kejelasan, kejelasan terhadap apa yang menjadi tujuan, tingkatan tanggung jawab, nilai-nilai organisasi. Hal ini penting diketahui oleh karyawan agar mereka tahu apa yang sesungguhnya diharapkan dari mereka dan mereka dapat memberikan kontribusi yang tepat bagi orgganisasi. 
f. Penghargaan, karyawan dihargai sesuai dengan kinerjanya. Manajer harus lebih banyak memberikan pengakuan daripada kritikan. Sistem promosi harus dibuat untuk membantu karyawan meraih puncak prestasi. Kesempatan berkembang harus menggunakan penghargaan dan peningkatan kinerja.
g. Gaya kepemimpinan, ketika gaya kepemimpinan sesuai dengan situasi yang ada maka hasil akan dicapai.

Berdasarkan uraian pendapat tentang dimensi iklim kerja sekolah di atas, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan iklim kerja sekolah adalah suasana kerja yang mempengaruhi aktivitas di sekolah yang dapat dilihat berdasarkan dimensi: (a) hubungan antara atasan dengan bawahan, (b) hubungan antara sesama anggota organisasi, (c) tanggung jawab, (d) imbalan yang adil, (e) pengendalian, struktur, dan birokrasi yang nalar, dan (f) keterlibatan pegawai dan partisipasi.

Faktor yang Mempengaruhi Iklim Kerja

Faktor yang dapat mempengaruhi iklim kerja seperti yang telah dikemukakan sebelumnya, yaitu suasana kerja yang dapat mempengaruhi aktivitas kerja. Pendapat yang menyatakan bahwa faktor yang mempengaruhi iklim kerja seperti yang dikemukakan oleh Renato Taguiri (dalam Owens:1995), yang menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi iklim kerja antara lain: 
(a) Ecologie, berhubungan dengan faktor lingkungan fisik dan material organisasi, sebagai contoh , ukuran, usia, fasilitas dan kondisi bangunan.
(b) Milieu, berhubungan dengan dimensi sosial pada organisasi. Termasuk ke dalam dimensi ini segala sesuatu mengenai orang-orang dalam organisasi.
(c) Sosial system, berhubungan dengan struktur organisasi dan administrasi. Termasuk dimensi ini adalah struktur organisasi sekolah, cara pengambilan keputusan dan siapa orang-orang yang terlibat di dalamnya, pola komunikasi di antara orang-orang dalam organisasi dan lain-lain.
(d) Culture, berhubungan dengan nilai, sistim kepercayaan, norma dan cara berpikir yang merupakan karakteristik orang-orang dalam organisasi. 

1 komentar:

  1. karnya yang sangat bermanfaat, mohon minta dapusnya untuk referensi

    BalasHapus